Sabtu, 31 Mei 2008

Kedaulatan dan Karya Kristus

John R.W. Stott dalam karyanya ini memaparkan “BASIC CHRISTIANITY” kemudian dialih bahasakan dalam bahasa Indonesia “Kedaulatan dan Karya Kristus”. yang dipaparkan beliau adalah merupakan hubungan antara Allah dan manusia dipulihkan lewat karya Yesus Kristus secara radikal (holistik). Bagian besar buku ini memaparkan empat pokok bahasan yaitu : Pertama , Keilahian Yesus Kristus. Kedua, teologi manusia dan dosa. Ketiga, karya Kristus. Empat, tindakan manusia.
Pertama, Keilahian Yesus Kristus bukan diukur dari perbuatannya tetapi sudah sejak semula Allah yang mencipta, berfirman, dan bertindak, semuannya Yesus lakukan tidak hanya perkataan indah tetapi berita injil sebagai bukti bahwa Allah menjelma untuk membuktikan janji-Nya. Penjelmaan Allah membawa umat manusia mengenal Kristus. Dalam memperkenalkan diri-Nya rela membentangkan kesuciaan, kasih, dan kuasa-Nya.
Buktinya adalah bahwa Yesus Kristus sesungguhnya Anak Allah yang tunggal. pembuktiannya adalah pengakua-Nya, watak moral-Nya, dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Sifat dan ajaran Yesus telah membuktikan Keillahian-Nya. Selain mengatakan Akulah Roti kehidupan murid-Nya juga mengatakan “Engkau adalah Mesias” (Mrk 8 28-29) kemudian Yesus menjelaskan hubungan-Nya dengan Allah, yaitu “Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku telah ada. (Yoh 8 : 52-58).
Kedua, teologi manusia dan dosa. Teologi manusia mencari Allah hanyalah berdasarkan moral yang tinggi. Tetapi dasar kekristenan adalah Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, dikuburkan dan bangkit pada hari yang ketiga I Kor 15 : 3 - 5) Adapun sepuluh hukum taurat namun bukan itu yang menjadi landasan keselamatan manusia dari dosa. tetapi hukum taurat adalah untuk menyatakan dosa, karena “oleh hukum taurat orang mengenal dosa” (Roma 3 : 20). Stott menjelaskan akibat dari dosa dapat merusak empat hakikat antara lain adalah secara teologis, sosiologis, psikkologis, dan kosmologis. itu sebabnya manusia butuh juru selamat dan menghapus dosa umat manusia yaitu Yesus Kristus sang kasih.
Ketiga, karya Kristus. Karena manusia berdosa, maka ia membutuhkan juru selamat. Untuk memenuhi tugas ini Yesus Kristus datang “Bapa mengutus anak-Nya menjadi juru selamat”. Dalam Kematian dan kebangkitan Kristus mendatangkan pendamaian dengan Allah, merdeka dari dosa, egois diganti dengan kasih. Selanjutnya yang menjadi pusat pendamaian adalah dikayu salib dan salib merupakan pusat karya penyelamatan Allah. Selanjutnya karya Kristus mendatangkan perubahan hati, sikap rendah hati sebagai wujud Roh Kudus tinggal didalam gereja-Nya. Dan pesan dari Kristus adalah menyalibkan ambisi atau kedagingan yang tidak Allah kehendaki.
Keempat, tindakan manusia. Setelah manusia menemukan kebenaran yaitu Yesus Kristus, maka pertimbangan akan berpihak pada penyerahan diri kepada Kristus tanpa syarat. Bukti pertobatan manusia akan menaklukkan rasio dibawah kebenaran, menyangkal diri, memikul salib. bukan hanya itu tetapi Yesus membawa manusia untuk bertanggung jawab dalam setiap aspek kehidupan. Maka manusia akan selalu mengakui bahwa keselamatan yang diberikan Allah adalah suatu Anugerah dan tindakan manusia adalah hidup berkomitmen dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu sebagai orang Kristen harus kritis terhadap apa yang dialaminya dan diuji dengan pengetahuan dari Alkitab.

Interaksi
Memahami keilahian Kristus pembaca setuju dengan pendapat Stott dengan alasan, dalam pencarian keillahian Kristus bukan hanya mengetahui perbuatan yang dilakukan Kristus tetapi memang janji-Nya dalam Perjanjian Lama (Kej 15 : 3) hal ini sebenarnya Allah sudah membuktikan janji-Nya di dalam Injil. oleh sebab itu, Kristus jangan dianggap hanya teladan melulu, melainkan juga Dia adalah juru selamat yang agung. Sudah saatnyalah orang percaya memikirkan bahwa kedatangan Kristus kedunia melakukan pekerjaan yang “radikal” dalam arti tidak sedetikpun Kristus sia-siakan sewaktu tinggal didunia ini.
Yesus yang radikal, membuktikan bukan hanya menyelamatkan manusia tetapi juga memulihkan hubungan yang rusak baik secara Teologis, Sosiologis, Psikologis, dan kosmologis. Kristus lakukan untuk menandakan Dia adalah Allah yang melakukan pekerjaan yang sesungguhnya (holistik). Menanggapi pandangan non Kristen bahwa Dia hanyalah seorang pesulap dan penjiwai. Meminjam pendapat R.T. France untuk menjawab pandangan non Kristen tersebut salah satu ungkapan yang sering dipakai-Nya untuk mengawali ucapan-Nya adalah, “Aku berkata kepadamu” bukan Kitab Suci yang mengatakan atau rabi berkata namun “Aku berkata”. Selanjutnya Yesus bukan menunjukkan demonstrasi mujizat supaya dilihat orang, juga dalam mujizat-Nya tidak ada upacara-upacara, cukup dengan satu ungkapan “sembuhlah” mujizat dibuat karena berkuasa atas pengampunan dosa .
Dalam menanggapi teologi manusia mencari Allah tidaklah pernah sampai membuat orang tersebut menjadi beriman, karena iman bukan timbul dari perbuatan amal melainkan karena kasih karunia Allah oleh iman. Pengertian iman itu adalah keyakinan, kepercayaan, menganggap sesuatu adalah benar. Tentu saja, iman harus mempunyai isi; harus ada kepercayaan atau keyakinan tentang sesuatu. Mempunyai iman kepada Kristus untuk keselamatan berarti mempunyai keyakinan bahwa ia dapat menghilangkan dosa dan mengaruniakan hidup yang kekal2. kalaupun perbuatan manusia itu baik tetapi tidak akan pernah dapat membayarnya, alasan logikanya tidak pernah manusia tidak pernah melakukan kesalahan dalam kehidupan sehari-hari atau berkata kilaf sengaja ataupun tidak sengaja. Namun pengampunan dosa hanya bisa datang dari anugerah Allah saja. Seandainya amal bisa mengampuni dosa kedatangan Kristus adalah sia-sia belaka.

Apresiasi
Setelah membaca karya beliau ini, dengan jujur saya mendapatkan pengetahuan bahwa keilahian Kristus jangan dipandang sebelah mata. Sebab Kristus dalam penjelmaannya dibumi mempunyai pekerjaan yang sangat radikal dan tidak menyia-nyiakan waktu. Sekalipun Kristus dalam masa sebelum pelayanan, jadi semuanya Dia lakukan penuh arti dan tanggung jawab.
Menurut saya Karya John R.W.Stott merupakan sumbangsih bagi pelajar dan jemaat, penekanan terhadap isinya dapat membuka cakrawala setiap pembaca tentang bagaimana keilahian Kristus yang sebenarnya. Namun bagi saya karya Stott ini tidak tidak terlampau asing lagi sebab sudah sangat banyak buku pendukung yang menceritakan pribadi Kristus. Kekurangan isi buku ini adalah memainkan rasio dan kurang memberi hal pengalaman atau kesaksian orang yang percaya kepada Kristus dalam memperkenalkan keilahian Kristus, sebab kalau jujur ada hal yang tidak terselami dan terpikirkan dalam keilahian Kristus dan ada juga percaya kepada Kristus melalui pengalaman dan kesaksian. Selanjutanya lebih tepatnya supaya pembaca tidak hanya mengetahui sebaiknyalah memberi dorongan beriman, berilmu dan melayani. Ketiga hal ini yang menjadi pegangan setiap orang Kristen. Sebaliknya, keistimewaan buku ini adalah memberi alasan-alasan dalam berapologetika dan mengantisipasi timbulnya jebakan dari pertanyan orang non Kristen.
Kemudian untuk menjawab pertanyaan keilahian Kristus perlu adanya kejujuran, seandainya ada pertanyaan dari non Kristen yang tidak terjawab maka lebih baik dihentikan dan jujur terhadap ketidak tahuannya. Karena perlu untuk diketahui percaya kepada Kristus belum tentu mengetahui semua seluk beluk keilahian Kristus. Justru kejujuran ketidaktahuan dalam memahami kristus membuat suatu strategi, supaya orang tersebut dapat menjadi relasi dalam dialog dan akhirnya non Kristen tersebut memahami keilahian Kristus walaupun tidak percaya, tetapi injil sudah sampai pada pendengarannya.

Tidak ada komentar: