Selasa, 13 Mei 2008

Kontroversial “ Kristus DiBumi”

Dalam membenarkan sikap mengambil jarak dengan kitab-kitab Injil itu, orang sering mencatat bahwa begitu sering di dalamnya ditemukan hal-hal yang bersalah pahaman. Namun haruslah ditegaskan bahwa penelitian, dalam perjalanannya menjauhi kitab-kitab Injil, telah menimbulkan berbagai kontradiksi dan pertentangan jauh lebih besar daripada pertentangan yang mungkin ada ( kalau ada) antara kitab-kitab Injil itu sendiri. Kenyataannya yang digambarkan, seperti pandangan empat tokoh pengarang yang bertolak dari latar belakang yang berbeda-beda, telah menghabiskan banyak waktu dan perhatian untuk menghabiskan riwayat hidup Yesus di Bumi. Pandangannya adalah sebagai berikut :
1. Dalam lingkungan Protentastisme modern buku kalangan Herbert Braund “ Yesus , orang dari Nazaret dan masa hidup-Nya”. Braund membahas penampilan Yesus yang radikal. Yesus menerima orang lain tanpa syarat. Kemudian diungkapkan dalam kisah-kisah mengenai kelahiranNya dan kebangkitanNya, yang ditemukan dalam lapisan tertua ketiga kitab Injil Sinoptis. Peristiwa-peristiwa yang dirayakan oleh gereja pada hari natal dan hari paskah tidak terjadi dengan cara sebagai mana kemudian di kisahkan dalam kitab-kitab Injil. Pada hari raya tersebut umat kristen modern merayakan diterimanya manusia yang telah mengalami kegagalan. Dengan demikian umat itu memperingati “ Yesus yang historis” dengan cara yang sesuai.
2. Dari lingkungan katolik ( Roma) E. Schillebeeckx. Dalam bukunya berjudul Jesus, het berhad van een lavende ( Yesus, kisah seorang yang hidup, 1974 ) ia banyak mencurahkan perhatian pada Yesus yang historis sejauh Dia tampil di tengah refleksi-refleksi dan proyeksi-proyeksi berdasarkan pengalaman batin yang terdapat dalam pemberitaan gereja purba tentang Sang Yesus Kristus. Schillebeeckx memandang Yesus sebagai seorang pengkotbah yang menggabungkan perkara Allah dan perkara manusia serba mutlak. Citra Allah yang menakutkan (sebab bersifat legalistik, hukumiah ) di lenyapkanNya dan orang-orang berdosapun diterima dengan baik.
3. David Fluser, Pakar Perjanjian Baru beragama Yahudi, telah merancangkan gambaran Yesus sebagai pencipta dialog perdamaian antara umat kristen dan kaum Yahudi . Kemudian melukiskan Yesus sebagai seorang Yahudi yang taat pada hukum taurat dan amanatNya menekankan kasih. Demikian Fluser memperhatikan latar belakangNya ( mengikuti jejak Yohanes Pembaptis). Daya penggeraknya – penampilanNya pengartian yang istimewa oleh penganugerahan Roh Kudus pada saat pembatisanNya oleh Yohanes. Pengalaman ini yang membuat diriNya sendiri yang terpanggil di Israel.
4. Jon Sobrino, Aliran teologi pembebasan di Amerika Latin. Dalam pandangnnya membuat tahapan yaitu :
a. Yesus sebagai pembawa berita tentang kerajaan Allah, tetap berada dalam kerangka gambaran Iman yang mapan.
b. Dia menawarkan alternatifnya sebagai ganti aliran Zelotisme yang mengecam struktur sosial.
Dengan demikian, tidak perlu orang enggan melakukan penelitian lebih lanjut karena adanya komitmen gerejawi ( Schillebeeekx), komitmen sosial ( Sorbino) dan komitmen keagamaan ( Fluser) . Sekalipun ada wilayah yang pernah didiami dulu (keyakinan yang dianut sebelum masa pencerahan) terdapat berbagai masalah, ada baiknya bila ditengah kekacauan yang jauh lebih besar di tempat pengasingan pilihan sendiri di luar kitab-kitab Injil, orang mengingat kembali kepada negeri mereka yang ditinggalkan. Pembahasan kontroversialnya adalah:
- Benarkah terdapat alasan yang kukuh berpaling dari Injil agar kita menemukan tokoh Kristus?
- Apakah kita harus bertolak dari praduga bahwa pandangan kita yang modern tentang dunia lebih layak dipercayai daripada Injil-Injil yang telah diturunkan kepada kita?
- Apakah kemungkinan itu akan tahan uji berhadapan dengan penelitian historis yang bebas dari prasangka berkenan dengan sumber-sumber pengetahuan kita tentang kehidupan serta ucapan-ucapan Yesus. Baik sumber dalam Alkitab maupun luar Alkitab?
Agar bisa dapat menjawab pertanyaan ini, maka perlu diteliti untuk memeriksa sumber-sumber luar dan di dalam alkitab mengenai kehidupan Kristus di Bumi.
I. Sumber-sumber dari luar Alkitab
Menurut Morthon Smith, 1978/1985, di dalamnya ia menyusun gambaran Yesus melalui metode pemakaian data dari luar lingkungan kristen, dengan sebutan Yesus itu ahli sihir kemudian menurut Morthon Smith kitab-kitab Injil mereka berupaya membenahi dan melengkapi gambaran Yesus sebagai seorang ahli sihir ini. Dengan demikian, bahan di luar alkitab dijadikan kaidah untuk menilai kitab-kitab Injil . Yang masih dapat dipastikan adalah bahwa Dia (Yesus) memang pernah hidup dan disalibkan di bawah pemerintahan pilatus. Tetapi selanjutnya menjadi sosok yang kontroversial.

a. Penulis dari golongan kafir
Ternyata, bahan di luar alkitab juga lebih sedikit dibandingkan yang ada dalam kitab-kitab Injil Tacitus yang bersifat negatif terhadap semua agama yang bukan romawi dan merasa jijik kepada orang kristen, tetapi pada faktanya mengukuhkan data-data dari luar alkitab. Seperti pendapatnya di bawah ini:
1. Sudah sejak masa hidupNya di dunia, Kristus telah menjadi pusat pemujaan oleh orang-orang beriman (Tacitus menyebutnya sebagai Takhayul). Lalu pemujaan tersebut bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang kristen.
2. Injil Kristiani telah menyebar ke palestina sampai keseluruh dunia sehingga gaya hidup orang kristen menimbulkan reaksi. Kemudian perkembangan ini telah berlangsung beberapa waktu sebelum kebakaran di Roma tahun 64.
3. Yesus pernah hidup, dan dibunuh pada masa pemerintahan pontinus pilatus agaknya Tacitus tidak memperoleh berita pembunuhan Yesus sekurangya dia mengutip pengakuan iman kristen sehingga menggunakan istilah “disalibkan “. Tacitus penulis sejarah yang diberi juga izin membaca arsip-arsip negera. Tidak sulit baginya untuk mencari data-data laporan-laporan yang pernah dikirim oleh Pontinus Pilatus.

b. Sumber dari golongan Yahudi
Dalam kisahnya mengenai pristiwa-peristiwa berita tertua diluar kitab-kitab Injil pada masa pemerintahan wali negeri Pontinus Pilatus, Yosefus juga memberi uraian singkat tentang penampilan Yesus. Uraian tersebut berbunyi berikut;
Pada masa itu tampillah Yesus, seorang manusia yang arif bijaksana, jika boleh disebut demikian. Dia adalah orang yang melakukan perbuatan-perbuatan muzijat dan menjadi baru bagi mereka yang gemar mencari berbagai kebenaran. Dia mengumpulkan banyak pengikut dari kalangan Yahudi, juga dari kalangan Yunani. Dia adalah Kristus. Pilatus telah menjatuhkan hukuman mati di kayu Salib kepadanya atas desakan para pemuka golongan kami ( orang-orang Yahudi), tetapi mereka yang telah mengasihi Dia tetap berbuat demikian. Kemudian menampakkan diri pada hari yang ketiga dalam keadaan hidup. Hal ini sering disebut “ Testimonium Flavianum” ( kesaksian flavius) merupakan kesaksian paling tua dari sumber bukan kristen tentang Yesus yang telah dikutip pada abad keempat oleh Eusebius ( 265-340M) penulis sebuah karya sejarah gereja abad-abad pertama. “ Testimonium Plavianum” menjadi topik penelitian. Karena naskah ini merupakan kesaksian tertua di luar Alkitab, perlu kiranya kita lebih dahulu membicarakan keasliannya.
Telah berulang kali orang mengemukakan pendapat “ Testimonium Plavianum” disisipkan orang kristen ke dalam naskah Yosefus. Namun, dewasa ini sebagian besar para ahli sepakat bahwa pendapat tersebut tidak cocok dengan sifat berita ini, yang relatif neteral. Seandainya orang memang bermaksud menyisipkan, seharusnya mereka memberi warna lebih positif terhadap ungkapan Yosefus itu. Tambahan pula bahwa bahasa “ Testimonium Flavium” gaya bahasa mempunyai persamaan dengan Yosefus.

Kesimpulan

Bahwa kesaksian Yosefus tentang Yesus dalam keseluruhannya dapat dipandang sebagai catatan bermakna dalam kerangka buku ke delapan belas karya “ Sejarah kuno bangsa Yahudi” Dan sebagai informasinya yang seimbang dari Yahudi mengenai latar belakang sejarah pendiri kelompok kristen yang telah begitu terkenal. Kesaksian Yosefus ini tidak memuat bantahan terhadap kitab-kitab Injil, dalam beberapa hal meneguhkan isi-isi kitab Injil.

II. Kepelbagaian Dalam Pengesahan Kebangkitan Yesus Kristus

Kelangsungan pemakaman Yesus, pada petang hari kematian-Nya dikayu salib. Kebangkitan-Nya dari kubur pada hari pertama minggu yang baru, dan kenaikan-Nya ini kesorga empat puluh hari sesudah kebangkitan-Nya. pada saat itu mulailah kehidupan baru dalam arti sebagian besar kisah-kisah dalam keempat Injil mengandung berita mengenai masa beberapa hari bahkan satu hari saja. Maka didapati keterangan relatif banyak mengenai hari kebangkitan, khususnya mengenai pagi hari itu.
Dengan bertambahknya informasi tidak berarti kita segera memperoleh gambaran yang jelas dan rinci mengenai peristiwa tersebut. Banyak pengamat beranggapan, kita diperhadapkan pada banyak pertentangan, sehingga kisah-kisah tentang kebangkitan harus kita pandang sebagai hasil pencipta legenda. Usaha para penginjil menyusun kisah disekitar pengalaman iman yang tidak mungkin diperiksa kebenaran-Nya itu saling bertentangan dan paling banter menghasilkan satu fakta telanjang, yaitu “ kubur yang kosong “. Kemudian para teolog abad ke-20 tinggal berdebat mengenai masalah “ fakta” itu dengan sepatutnya yang telah ditafsirkan sedemikian rupa. Sehingga terbentuklah kepercayaan akan kebangkitan. Berbagai pertentangan dalam hal ini terdapat di dalam kitab-kitab Injil dianggap menghasilkan konsekuensi-konsekuensi luar biasa.
Oleh sebab itu., wajarlah bila orang berupaya terus melakukan perbandingan antara kisah-kisah dalam kitab-kitab Injil dengan demikian memperoleh kisah terpadu mengenai jalannya peristiwa pada hari kebangkitan itu. Upaya demikian pernah dilakukan oleh S. Breijdanus bagi pembaca berbahasa belanda ada pula terbitan berbahasa inggris yang lebih baru karyanya John Wenham, berjudul, Easter Enigma. Do the Resurrection stories contradict one another? ( “ teka-teki paskah. Benarkah kisah kebangkitan itu bertentangan?”). Bila ditelaah kedua karya ini segera didapati yaitu :
1. Sebenarnya pertentangan antara kitab-kitab Injil tidak separah yang dinyatakan oleh sebagian pakar.
2. Tidak mudah untuk menyusun kembali jalannya peristiwa yang sebenarnya.
Dalam hal ini terdapat beberapa faktor baik bersifat umum maupun bersifat khusus yang menyebabkan bertambahnya jumlah kesaksian akibatnya bertambah pula kerumitan gambaran yang dihasilkan.


Sifat umumnya
Cara pengesahan dalam kitab-kitab Injil pada umumnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Ternyata faktor-faktor itu kita temui juga dalam kisah-kisah tentang kebangkitan.
1. Laporan berdasrkan pemeriksaan silang berbeda Sifatnya dengan laporan yang bersifat sepontan. Pemberita sepontan dapat memusatkan perhatiannya pada apa yang dianggapnya paling penting. Misalnya kedatangan tiba-tiba satu orang perempuan yang telah mendapat pengalaman tertentu dan menceritakan pengalaman itu. Pada pemeriksaan silang orang dapat mengadakan pertanyaan lebih teliti : Apakah perempuan itu seorang diri atau ada orang bersamanya maka kita tidak boleh mengharap mereka memberikan apa yang tidak mungkin mereka berikan dengan cara kitab-kitab Injil. Seakan-seakan kisah-kisahnya merupakan laporan final sesudah di interogasi :
- Kita lihat (Yohanes.20:1-2 ) Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah maria magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka “ Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan” (Yoh.20:11-18) dua orang malaikat berpakian putih duduk dan disebelah kaki tempat mayat Yesus terbaring.
- Menurut Markus. 16:5 lalu mereka masuk ke dalam kubur. Mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk disebelah kanan, Merekapun sangat terkejut. ( bukan dua malaikat yang berada di liang kubur).
- Menurut Luk. 24:4 sementara mereka termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang yang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan.
2. Laporan kepada pengesah Injil tidak berdasarkan kesaksian nara sumber yang sama. Misalnya, Markus menyampaikan berita mulut Petrus ( oral ). Kita tahu pada pagi hari itu Petrus dihadapkan dulu dengan pengalaman maria magdalena. Lukas mendapatkan berita dari Yohana Istri Pejabat tinggi di Istana Herodes. Pada umumnya para penulis kitab-kitab Injil memakai sudut pandang yang berlainan lebih-lebih dalam kisah-kisah kebangkitan seperti munculnya malaikat dikubur.
Menurut Matius 28:2 maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang kebatu itu dan menggulingkannya, lalu duduk di atasnya.
3. Tiap-tiap pengisah Injil ketika menulis mempunyai arahnya sendiri-sendiri. Arah itulah yang menentukan cara mereka menyeleksi bahannya, sehingga mengabaikan atau menonjolkan peristiwa-peristiwa tertentu.

Sifat Khususnya
Di samping faktor-faktor yang berperan dalam kitab-kitab Injil pada umumnya ada yang dipertimbangkan secara khusus berhubung dengan kisah-kisah kebangkitan.
1. Sifat peristiwa itu dan suasana jiwa para pengikut Yesus yang akan menyaksikan peristiwa ini saling bertentangan. Pada hari ahad itu para wanita dan murid-murid harus melihat, mendengar, percaya dan meneruskan sesuatu yang sama sekali tidak mereka duga. Demikianlah kita lihat benturan perasaan takut dan sukacita.
- Matius.28:8, Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari-lari cepat untuk memberitahukan kepada murid-murid Yesus.
- Markus 16:8, Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar mereka tidak mengatakan kepada siapa-siapa. Kecuali kepada Petrus.
- Lukas 24:5,9
Maka ketika membaca kisah-kisah kebangkitan, kita harus memperhitungkan perbedaan antara apa yang terjadi dan isi berita pertama tentang kejadian itu, yang disampaikan dalam suasanya emosional oleh orang yang sama sekali tidak siap untuk menerima kejadian itu.
2. Pada hari paskah pagi itu jumlah orang yang terlibat secara langsung dalam berbagai peristiwa tersebut luar biasa besarnya. Tetapi hubungan yang satu dengan yang lain terputus. Termasuk kesebelas murid yang tersisa telah terpencar-pencar. Petrus dan Yohanes yang tinggal ( Yoh. 18:16, 20:2).

Dalam kebangkitan Yesus Kristus dari kematian ada hal yang perlu dibahas mengenai kontroversial dalam kitab-kitab Injil, ada juga yang berpendapat antara kitab Injil yang satu dengan kitab Injil yang lain. Pokok masalahnya adalah perbedeaan yang dianggap misteri. Apakah para wanita yang pergi melihat kubur Yesus langsung melihat malaikat yang duduk diatas batu yang telah digeser itu, atau baru melihat malaikat disebelah kanan setelah mereka masuk ke dalam kubur, atau sangat terkejut karena tidak menemukan Zenajah Yesus lalu melihat dua orang berdiri di dekat mereka untuk membuktikannya bisa dilihat di dalam Injil, apakah satu malaikat atau dua malaikat yang sedang berbicara kepada mereka.
- Dalam kitab Injil Matius. Matius 28:2-3 hanya seorang malaikat
- Dalam kitab Injil Markus. Markus 16:5-6 hanya seorang malaikat
- Dalam kitab Injil Lukas. Lukas 24:4-5 hanya dua orang malaikat
- Dalam kitab Injil Yohanes. Yohanes 20:12-13 hanya ada dua orang malaikat

Dalam Injil Matius
Dalam pengesahan peristiwa-peristiwa itu memusatkan perhatian kepada malaikat yang turun dari surga. Matius mengatakan dalam Injilnya bahwa malaikat yang turun dari sorga hanyalah satu malaikat. Dan orang yang terlihab berbicara dengan malaikat tersebut adalah maria magdalena dan maria yang lain, kemudian terjadilah gempa bumi yang hebat seorang malaikat turun dari surga.

Dalam Injil Markus
Dalam Injil Markus, memang para wanita telah masuk ke dalam kubur. Memang tertulis (Markus 16:5) ada kesan seolah-olah para wanita tersebut, pada saat memasuki kubur langsung melihat seorang pria muda yang sedang duduk disebelah kanan sendangkan dalam Injil Matius malaikat tersebut duduk di atas batu, kemungkinan dalam pernyataan Injil Matius dan Markus sama. Yang menonjol adalah masalah diantara kedua kitab Injil Matius dan Markus adalah perspektif yang berbeda, Matius pendek dan Markus lebih banyak perspektif ceritanya.


Dalam Injil Lukas
Injil Lukas tidak memakai perspektif yang dipersingkat. Dalam kisahnya kita melihat dengan jelas para wanita tiba dikubur (Luk. 24:2) masuk ke dalamnya dan mecari Yesus (Luk. 24:3) begitu pula muncul malaikat yang menegaskan bahwa sia-sialah mencari Dia yang hidup di dalam liang kubur ( Luk. 24:4-5). Akan tetapi yang menonjol, bahwa Lukas menyebut dua orang pria ( dengan pakaian berkilauan) lagipula dalam kisahnya ini kedua pria tersebut tidak duduk tetapi berdiri. Dalam hal ini tentu kisah Lukas semakin berbeda dengan kitab Injil Matius dan Markus di mana kedua kitab Injil Matius dan Markus hanya menyebut satu malaikat.


Penulis berpendapat dengan sederhana. Bahwa kemungkinan para wanita tersebut tidak mengamati secara keseluruhan kejadian yang berlangsung pada waktu itu. Malah belum tentu para wanita itu bersama-sama melihat semua hal, mungkin pada saat genting itu mereka tidak melihat masih ada sosok yang ketiga. Dalam hal ini yang dipersoalkan bukanlah tepatnya melainkan lengkapnya ingatan. Padahal, lengkapnya pengamatan tidak dapat diharapkan dalam peristiwa luar biasa yang mengejutkan ini berlangsung di dalam liang yang luasnya hanya beberapa meter persegi akan tetapi kelengkapan itu tidak perlu. Justru karena kisah-kisah itu tidak lengkap dan tidak bertindih tepat maka di dalamnya benar-benar tercermin kenyataan hidup yang boleh disaksiakan lebih dahulu oleh kaum wanita.

Tidak ada komentar: