Senin, 12 Mei 2008

Teologi Konsumsi vs Teologi Kristus

Andapun seorang pengkonsumsi termasuk penulis, pada waktu Mesir berkuasa maka bangsa Israel menjadi tawanan dan diperbudak. Perbudakan berlangsung lama dan serasa tidak ada harapan lepas dari perbudakan.
Kalau anda seorang pemikir pasti timbul dalam benak anda apa arti semua ini. Namun tidaklah segampang yang anda pikirkan, tetapi cobalah anda berpikir kritis tentang kehidupan pada saat ini.
Kalau ada orang yang miskin, kelaparan, menderita kesakitan, tidak mendapat keadilan, lalu apa yang anda katakan dan bagaimana cara mengatasi masalah ini. Anda kan seorang toelog yang harus mampu memberikan suara kenabian.
Siapa yang berkuasa pada saat ini tentu bukan anda dan bukan penulis, tetapi yang berkuasa adalah kaum kavitalis (pemodal dan pemikir). Jikalau mereka ingin mengkonsumsi maka andalah yang dikonsumsi. Bangsa Mesir menjadi jaya dalam pemerintahannya karena mereka mengkonsumsi bangsa Israel. Yang menjadi konsumsi pasti selalu yang miskin, menderita dan yang tidak mendapat keadilan.
Ahli taurat pun pada abad pertama telah melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan bangsa Mesir terhadap bangsa Israel. jadi apakah kita harus ikut-ikutan, seharusnya tidak bukan ?
Mari berpikir sejenak. Apakah kehadiran para teolog untuk mengkonsumsi kaum awam (lemah) tentu tidak juga, lalu bagaimana semestinya para teolog berdiri sehingga rumput yang bergoyangpun mengakui mereka sebagai teman sejati.
Jadi semestinyalah bekerja dan berusaha, karena manusia adalah mahluk yang bekerja (Kej 1 : 26-28) dan menggunakan kasih untuk menutupi setiap penderitaan orang lain.
Lalu apa hubungannya dengan teologi Kristus ? rupaya manusia salah mengkonsumsi sehingga menambah penderitaan orang lain. Kristus datang untuk “dikonsumsi” untuk itu pernahkah anda mengkonsumsi Kristus ? anda berkata tidak itu namanya tidak menghargai anugerah dan kemungkinan belum mendapat anugerah. Kan ! pada perjamuan Kudus, tentunya mengkonsumsi daging dan darah Kristus. Lalu untuk apa anda mengkonsumsinya ? tentu supaya semakin mencintai orang lain, dan bukan menjadi pemangsa.
Jadi untuk mendapatkan anugerah-Nya konsumsilah Dia dan jangan yang lain. Mengkonsumsi Kristus maka mengubah pemikiran, etika, dan memiliki kehidupan spritual, rasa mencintai sang Khalik pencipta langit dan bumi.
Lucu bukan ? anda boleh menganalisis isi tulisan ini dan itu, hal ini akan menambah wawasan penulis supaya kelak bisa menjadi penulis yang handal berkat bantuan saudara. Dan bukan seorang pengkonsumsi orang tertindas. Karena karakter Kristus tidak seperti itu tetapi Dialah yang mengatakan “konsumsilah Aku “ menjadi peringatan sepanjang zaman. Itulah karya K

Tidak ada komentar: